Banda Aceh | Posindependent.com – Aceh menjadi pusat perhatian nasional saat Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat Indonesia (Arsawakoi) menggelar peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025 di Anjong Mon Mata, Komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Jumat 10 September 2025.
Acara tahunan ini memperkuat kesadaran publik terhadap pentingnya kesehatan mental serta mendorong kolaborasi untuk memperluas akses layanan jiwa di seluruh Indonesia.
Pada momentum tersebut, Pemerintah Aceh memberikan penghargaan kepada sembilan pemerintah kabupaten yang dinilai paling peduli terhadap kesehatan jiwa masyarakatnya. Kabupaten penerima penghargaan yaitu Aceh Utara, Pidie Jaya, Bireuen, Simeulue, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Barat, Pidie, dan Aceh Barat Daya.
Selain itu, Arsawakoi juga memberikan apresiasi kepada sejumlah rumah sakit jiwa terbaik dari berbagai provinsi di Indonesia atas dedikasi mereka dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mental.
Pemerintah Aceh Perkuat Komitmen Layanan Jiwa
Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, yang hadir dalam acara itu menegaskan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen memastikan setiap rumah sakit dan puskesmas memiliki tenaga profesional dan fasilitas layanan kesehatan jiwa yang memadai.
“Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bukan sekadar seremoni, melainkan momentum moral untuk memperkuat komitmen bersama dalam memperluas layanan kesehatan jiwa,” ujar Nasir.
Nasir memaparkan, hingga Agustus 2025 terdapat 19.902 kasus gangguan jiwa di Aceh, dengan 13.573 kasus tergolong berat dan 114 pasien masih dalam kondisi pasung. Ia menegaskan bahwa praktik pemasungan melanggar hak asasi manusia dan memperburuk kondisi pasien.
“Kesehatan jiwa adalah hak fundamental setiap manusia. Tidak seorang pun boleh dibiarkan menderita tanpa penanganan yang layak,” tegasnya.
Edukasi Publik untuk Hapus Stigma Sosial
Menurut Nasir, edukasi publik menjadi kunci dalam menghapus stigma dan diskriminasi terhadap penderita gangguan mental. Ia mendorong seluruh lapisan masyarakat membangun lingkungan sosial yang inklusif, penuh empati, dan mendukung pemulihan pasien.
Ia juga mengapresiasi kabupaten dan kota yang menerima penghargaan karena dinilai telah menjadi teladan dalam membangun sistem pelayanan kesehatan jiwa yang berkeadilan.
“Kabupaten yang peduli kesehatan jiwa sejatinya sedang membangun fondasi masyarakat yang lebih sehat dan berdaya. Pemerintah Aceh akan terus mendorong agar semangat ini menjalar ke seluruh pelosok,” kata Nasir menegaskan.
Arsawakoi Pilih Aceh Sebagai Lokasi Peringatan Nasional
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Plh Direktur Rumah Sakit Jiwa Aceh, drg. Sarifah Yessi Hediyati, menjelaskan bahwa Aceh dipilih menjadi tuan rumah Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025karena daerah ini memiliki sejarah panjang menghadapi trauma bencana dan konflik.
“Banyak anak-anak, perempuan, dan lansia di Aceh yang mengalami trauma pasca gempa, tsunami, dan konflik. Karena itu, Aceh menjadi simbol ketangguhan dalam pemulihan kesehatan mental,” ujarnya.
Acara ini juga dirangkai dengan Musyawarah Nasional Arsawakoi yang berlangsung pada 8–9 Oktober 2025, dan dihadiri oleh Ketua Arsawakoi, Direktur Rumah Sakit Jiwa serta Rumah Sakit Ketergantungan Obat se-Indonesia, serta pejabat Kementerian Kesehatan RI.
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025 di Aceh menandai langkah penting dalam memperkuat jejaring nasional untuk pelayanan kesehatan jiwa yang lebih inklusif dan manusiawi.***
Dapatkan pengalaman membaca berita yang lebih cepat dan praktis bersama PosIndependent. Ikuti saluran resmi kami di WhatsApp Channel disini untuk menerima notifikasi berita pilihan setiap hari.


