Aceh | Posindependent.com – Ribuan santri baru di tiga pesantren (dayah) terkemuka di Aceh mengikuti prosesi peusijuk (tepung tawar) dan menerima pembekalan rohani langsung dari ulama kharismatik Aceh, Abi Dr. H. Zahrul Faudi Mubarak, MB. M.Pd, yang dikenal luas sebagai Abi MUDI, Sabtu 2 Agustus 2025.
Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi bagian dari penyambutan santri baru tahun ajaran 1447 H / 2025 M. Prosesi dilaksanakan di tiga lokasi secara bergilir yakni Dayah Baitul Huda Al Aziziyah, Paya Naden, Kecamatan Madat, Aceh Timur, Dayah BUDI Al Aziziyah – Idi Cut dan Dayah Babur Ridha Al Aziziyah – Uteun Bayi, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe
Dalam tausiahnya, Abi MUDI menyampaikan sejumlah pesan penting kepada para santri. Ia mengingatkan bahwa ilmu hanya akan memberi manfaat jika dituntut dengan hati yang bersih dan niat yang tulus.
“Bersihkan hati dari sifat tercela, niatkan belajar karena Allah. Hindari pelanggaran syariat, kurangi tidur dan makan yang berlebihan, serta berkhidmatlah kepada guru. Itulah kunci keberkahan ilmu,” pesan Abi MUDI di hadapan para santri dan guru.
Beliau juga menekankan bahwa perjalanan menuntut ilmu adalah proses membentuk karakter, bukan sekadar menghafal atau menguasai materi pelajaran.
Prosesi tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Lembaga Acheh Future, Razali Yusuf atau yang akrab disapa Cek Lie. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil perencanaan bersama untuk memberikan bekal awal bagi para santri dalam menapaki kehidupan pesantren.
“Ini adalah momen bersejarah bagi anak-anak kita. Untuk pertama kalinya mereka mendapat peusijuk dan bimbingan langsung dari Abi MUDI. Kami berharap mereka menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak, penerus masa depan Aceh yang beriman dan berilmu,” ujar Cek Lie dengan penuh harap.
Hadir pula sejumlah tokoh ulama dan masyarakat, antara lain Waled Muchsin, H. Ibrahim, Abiya Fadli, dan Abiya Zulfakar, yang memberikan dukungan moral dan spiritual dalam kegiatan tersebut.
Pimpinan Pondok Pesantren Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah, Tu Bulqaini, dalam kesempatan yang sama memberikan apresiasi atas dedikasi sosial Acheh Future. Menurutnya, lembaga tersebut telah memainkan peran besar dalam membantu anak-anak yatim dan keluarga tidak mampu mendapatkan pendidikan yang layak.
“Mereka tidak hanya bergerak di atas kertas. Tim Acheh Future benar-benar menjemput anak-anak dari daerah terpencil, bahkan dari Aceh Tenggara dan Medan. Beberapa di antaranya bahkan dibimbing untuk bersyahadat. Ini kerja ikhlas yang patut dicontoh,” tutur Tu Bulqaini.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak dari anak-anak tersebut yang terancam putus sekolah, namun akhirnya bisa belajar di dayah karena difasilitasi dengan sepenuh hati oleh Acheh Future.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi pembukaan tahun ajaran, tetapi juga menjadi simbol bahwa pendidikan pesantren tetap menjadi tumpuan dalam membentuk karakter generasi muda Aceh. Ribuan santri baru kini memulai perjalanan panjang menuntut ilmu, dengan restu dan doa dari guru-guru mereka.***
Komentar