Business Ekonomi Internasional Politik
Beranda / Politik / Prancis dan Indonesia, Persahabatan Bukan Sekadar Seremoni

Prancis dan Indonesia, Persahabatan Bukan Sekadar Seremoni

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Presiden Republik Prancis, Emmanuel Macron, melakukan kunjungan ke kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025).(BPMI Setpres)

Posindependent | Jakarta, 29 Mei 2025 – Indonesia menjadi panggung utama diplomasi global pekan ini. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, melakukan kunjungan kenegaraan ke Tanah Air dan disambut penuh kehormatan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam suasana hangat dan penuh makna di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5). Tak sekadar lawatan resmi, pertemuan ini menjadi momentum bersejarah yang menyulut semangat baru dalam hubungan Indonesia – Prancis.

“Ini bukan hanya pertemuan dua kepala negara, tapi perjumpaan dua sahabat yang mewakili dua bangsa besar,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers bersama yang berlangsung akrab namun penuh bobot strategis.

Diplomasi Setara, Kemitraan Strategis

Kedua pemimpin menandatangani Joint Vision 2050, deklarasi monumental yang menggariskan peta jalan menuju 100 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Prancis. Dokumen ini bukan sekadar retorika diplomatik, melainkan komitmen bersama untuk menjalin kerja sama yang lebih dalam, lebih setara, dan lebih relevan bagi masa depan.

BMKG Aceh Peringatkan Cuaca Ekstrem, Sejumlah Wilayah Diminta Siaga

“Kami menatap tahun 2050 bukan hanya sebagai tujuan, tapi sebagai tonggak sejarah baru untuk kedua bangsa,” tegas Prabowo.

Dari Mitra Strategis ke Kolaborator Teknologi

Dalam bidang pertahanan, Prancis bukan sekadar pemasok, tapi telah menjadi mitra strategis utama Indonesia dalam modernisasi alutsista. Presiden Prabowo menekankan pentingnya kerja sama industri, termasuk produksi bersama dan alih teknologi.

“Kita tidak hanya beli, kita bangun bersama,” ungkap Prabowo dengan nada optimistis.

Kolesterol Tinggi, Si Pembunuh Diam-Diam: Begini Cara Mencegah dan Mengaturnya

Kamis pagi, dua presiden bertolak ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Di sinilah, satu momen penting terjadi Presiden Macron secara langsung menyematkan Grand Croix de la Légion d’Honneur kepada Presiden Prabowo. Sebuah penghargaan tertinggi dari pemerintah Prancis, yang sebelumnya hanya diterima oleh segelintir tokoh dunia.

“Ini bukan penghargaan pribadi semata. Ini untuk bangsa Indonesia,” ucap Prabowo penuh haru di hadapan taruna dan pejabat militer, mengenakan jas kehormatan saat menerima medali yang didirikan oleh Napoleon Bonaparte pada 1802 itu.

Kedua negara sepakat untuk mempercepat penyelesaian Indonesia European Union – Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA). Presiden Prabowo menyampaikan harapan agar Prancis menjadi jembatan yang mempercepat integrasi ekonomi Indonesia dengan Eropa, serta mendukung ambisi Indonesia menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Sembilan Mahasiswa Unimal Ikuti International Summer School di Kazakhstan

Kerja sama juga menyentuh ranah transisi energi, ketahanan pangan, program makan bergizi gratis, dan pendidikan tinggi. Visi besar ini bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi, tapi juga keberlanjutan.

“Kami membicarakan masa depan, bukan hanya statistik,” ujar Macron, menyambut dukungan Prabowo terhadap kerja sama energi bersih dan pendidikan sains.

Harmoni Dua Bangsa dalam Warisan Budaya Dunia

Tak kalah berkesan, dua kepala negara mengunjungi Candi Borobudur mahakarya warisan dunia yang menyatu dalam lanskap budaya dan spiritual Nusantara. Disambut oleh pelajar berseragam adat Jawa dan iringan bendera merah putih dan trikolor Prancis, suasana di Magelang terasa lebih dari sekadar upacara kenegaraan.

Berjalan berdampingan mengenakan kemeja putih, Prabowo dan Macron melangkah pelan menyusuri candi sambil berbincang akrab. Di sinilah, budaya menjadi bahasa universal yang mempersatukan dua negara yang terpisah jarak namun dipertautkan oleh nilai yang sama yakni kemanusiaan, toleransi, dan perdamaian.

Menciptakan Kota Bebas Kemacetan: Pembangunan Kereta Bawah Tanah sebagai Solusi

“Borobudur adalah pesan dari masa lalu untuk masa depan. Dan di sini, persahabatan kita semakin bermakna,” ucap Prabowo.

Kunjungan kenegaraan Macron ke Indonesia bukan sekadar catatan diplomatik di arsip negara. Ia adalah lembaran baru yang ditulis bersama dengan tinta keberanian, komitmen, dan visi jangka panjang.

Dari ruang-ruang perundingan di Jakarta hingga ke relief Candi Borobudur, dari penyematan medali kehormatan hingga dialog hangat dengan taruna Akmil, semua menandai era baru kemitraan strategis yang berakar pada nilai, tumbuh dengan teknologi, dan mekar dalam kebudayaan.

“Diplomasi hari ini adalah fondasi untuk perdamaian esok hari,” tutup Prabowo, menyiratkan bahwa apa yang dibangun bersama hari ini, akan dinikmati oleh generasi mendatang.***

 

sumber : InfoPublik.id

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement